Kembali ke episode sebelumnya dimana Alice yang sedang dipeluk oleh Aston untuk menghiburnya karna Alice yang tidak lulus ujian dan diancam akan dikeluarkan dari sekolah dan saat itu Fuyu melihatnya.
Alice pun diantar pulang oleh Aston. Saat tiba didepan rumah Alice, Aston pun pamit pergi.
Aston : "Aku pergi ya...."
Alice : "Ummm" (dengan raut wajah sedih)
Aston : "Alice, percaya padaku. Kamu tidak bodoh."
Alice : (hanya mangguk-mangguk gituu lalu pergi)
Flashback saat Alice jatuh dari pohon.
Aston : "Hey, apa kau mendengarku? Hey??" (lalu sesaat kemudian Fuyu datang)
Fuyu : "Apa yang terjadi?"
Aston : "Aku juga tidak tahu. Dia memanjat pohon untuk mengambil gambar dan tiba-tiba jatuh ke tanah. Apa yang harus kita lakukan?"
Fuyu : "Jangan mengkhawatirkannya. Kamu harus buru-buru ke bandara atau kamu akan ketinggalan nantinya. Biarkan aku yang menjaganya. Cepat. Kamu sudah terlambat sekarang. Udah pergi aja. Jangan mengkhawatirkannya."
Aston : "Maafkan aku."
Fuyu : "Buruan."
Aston pun pergi meninggalkan Alice dan Fuyu berdua. Jadi begitulah ceritanya kenapa bisa Fuyu yang membawa Alice ke Rumah Sakit.
Fuyu : "Ambulans akan segera datang kesini dalam beberapa menit. Kamu akan baik-baik aja. Aku Fuyu. Aku yang akan menjagamu."
Flashback END
Aston berada di tempat dimana dia pertama kali bertemu dengan Alice yaitu di taman. Aston sedih mengingat kejadian itu. Tiba-tiba aja Fuyu dateng.
Aston : "Maafkan aku, Alice."
Fuyu : "Mengapa tidak kau katakan padanya?"
Aston : "Fuyu. Apakah benar-benar berfikir kalau aku tidak ingin mengatakan hal itu pada Alice? Tidakkah kau tau betapa frustasinya aku melihat Alice menderita?"
Fuyu : "Lalu, . . apa yang kau tunggu? Huh?"
Aston : "Apa yang akan aku dapatkan jika aku melakukannya? Jika aku memberitahunya, dia akan membenciku."
Fuyu : "Kamu fikir itu akan lebih baik jika kamu menyimpannya? Apakah itu akan membuatmu bahagia?"
Aston : "Itulah mengapa aku akan melakukan apapun yang bisa kulakukan."
Fuyu : "Lalu, kamu harus mencoba dengan caraku." (sambil menyerahkan kameranya)
Aston : "Kamu kan tau kalau aku belum siap."
Fuyu : "Hey, Ton. Kadang-kadang, katakanlah kalau kebenaran mungkin akan membantu membantu memperbaiki situasi. Ingatan Alice mungkin akan kembali."
Aston : "Seriously, Man. Apa kau ingin melihat Alice begitu membenciku?"
Fuyu : "Heyy, bagaimana bisa kamu berfikir seperti itu tentangku? Kamu itu sepupuku. Aku hanya ingin membantu Alice. Gitu aja. Ini dibawa." (kameranya)
Aston : "Makasih. Tapi aku akan melakukannya dengan caraku."
Aston pun ngeloyor pergi gitu aja. Fuyu pun bergumam sendirian.
Fuyu : "Ini semua karna dia yang keras kepala seperti itu."
Malam pun tiba. Bibi Alice sedang bersama Alice.
Bibi : "Alice. Apa kau sudah siap? Ayo melakukan sesuatu yang menyenangkan."
Alice : "Bibi Martha, aku sangat lelah hari ini."
Bibi : "Okey. Kita akan segera memulainya. (maksa banget). Lihat. Lihat bintang ini. Aku akan menghipnotismu. Kamu hanya perlu melihat bintangnya. Mengerti? Pelan-pelan ikuti arah bintangnya bergerak. Pelan-pelan. . . . Lihat bintangnya. Dan pikirkan tentang apa yang akan kukatakan. Apa kau ingat siapa kamu? Apa yang telah terjadi padamu? Siapa nama saudaramu? siapa namaku? Kau ingat itu kan?"
Alice : "Aku ingat."
Bibi : "Oh,,, ini bekerja."
Alice : "Aku ingat kalau aku akan dikeluarkan dari sekolah." LOL
Bibi : "Apa? Dikeluarkan?"
Alice : "Aku gagal dalam ujian dan pak guru memberitahuku kalau dia akan mengirimku ke sekolah khusus anak-anak." (sambil nangis)
Bibi : "OMG. Apa itu benar?"
Alice : "Kapan aku akan mengingatnya, Bibi Martha? Aku pikir ingatanku tidak akan kembali."
Bibi : "Lupakan itu, sayang. Ini semua akan baik-baik aja. Jangan takut. Kamu akan lulus ujian. Aku akan membantumu. Jangan menangis."
Bibi Martha sibuk menghibur Alice dengan kesedihannya yang mendalam.
Alice pun curhat mengenai kejadian hari ini dan menumpahkannya dalam diary nya.
Alice : "Dear Diary. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku ingin bisa mengingat kembali. Aku ingin lulus ujian. Jika aku tidak bisa membuatnya kali ini, aku akan dikeluarkan dari sekolah. Meskipun Aston bilang kalau dia akan melakukan segalanya untuk membantuku bisa lulus ujian, tapi aku masih saja takut. Aku takut kalau aku tidak bisa lagi berada di sekolah ini lagi. Aku takut kalau aku tidak bisa lagi melihat Chicha, BM, Fuyu dan Aston." (Alice pun menitikkan air mata saat menulis nama Aston)
Alice pun curhat mengenai masalahnya dengan sahabat terdekatnya.
Chicha : "Sekolah khusus anak-anak? Hya, tidakkah ini berlebihan? Kamu itu hanya orang pelupa."
Alice : "Mungkin, inilah yang terbaik untukku."
Chicha : "Tidak. Aku tidak berfikir seperti itu."
BM : "Tapi, tidakkan sekolah ini untuk anak-anak terbelakang." (Chicha langsung menutup mulut BM supaya tidak mengatakan hal lebih lanjut)
BM : "Uh, . . .Alice. Maaf. Aku tidak bermaksud memanggilmu itu."
Chicha : "Diam dan minumlah ini."
Alice : "Apa yang kau katakan itu benar. Aku akan dikeluarkan terlebih dahulu."
Chicha : "Alice. Kau tidak marah kan?"
BM : "Kemana kau akan pergi?" (Alice pun pergi meninggalkan mereka berdua)
Chicha : "Alice."
BM : "Apa yang salah dengannya?"
Chicha : "Jangan pura-pura tidak tau. Kamu baru aja memanggilnya anak yang keterbelakangan. Dia begitu kecewa denganmu."
BM : "Benarkah?"
Chicha : "Iya. Aku tidak mau bicara lagi denganmu."
Kedua saudara sepupu malah asyik main basket dan ngobrol tentang Alice tentunya.
Aston : "Fuyu. Bagaiman perasaanmu terhadap Alice?"
Fuyu : "Bagaimana jika aku punya perasaan terhadap dia?"
Aston : "Baguslah kalau begitu. Aku tidak perlu khawatir lagi tentang perasaanmu padanya."
Fuyu : "Aku kan sudah bilang kalau tidak ada apa-apa. Aku pikir Alice itu manis dan sangat malang. Jadi karna itulah aku ingin menjaganya. Bagaimana denganmu?"
Aston : "Aku hanya ingin menebus apa yang telah terjadi karna akulah penyebab dia menjadi seperti ini."
Fuyu : "Kapan kamu akan memberitahu dia kebenarannya, Aston?"
Aston : "Hal yang penting sekarang ini adalah supaya dia lulus ujian sehingga dia tidak dikeluarkan dari sekolah. Aku harus berhasil."
Fuyu : "Bagaimana kalau kamu gagal?"
Aston : "Kegagalan tidak ada dalam kamusku."
Fuyu : "Kepercayaan dirimu bagus. Bagaimana kalau kita taruhan. Jika Alice gagal lagi maka kamu harus memberitahu dia kebenarannya."
Aston : "Deal"
Aston sibuk memikirkan apa yang harus dia lakukan terhadap Alice supaya Alice bisa lulus saat ujian ulang diadakan. Akhirnya dia membuat resolusi kalau dia bakal datang ke tempat Alice tiap jam 3 pagi hingga hari ujian diadakan untuk membantunya belajar. Alice yang masih tertidur dibangunkan oleh panggilan telpon dari Aston. Sepertinya ingatan Alice semakin membaik. Hal ini dibuktikan dengan Alice yang bisa mengetahui bahwa Aston yang menelponnya. Aston pun memintanya untuk segera membukakan pintu untuknya karna dia sudah berada di depan rumahnya bersama dengan segerombolan nyamuk.
Alice bertanya tentang apa yang akan mereka pelajari. Aston menjelaskan kalau mereka akan belajar biologi karna kemarin saat ujian Alice mendapat nilai 0 dan diancam akan dikeluarkan dari sekolah kalau dia gagal lagi dalam ujian ulang dan pindah ke sekolah khusus anak-anak keterbelakangan. Seperti kebiasaannya, Alice pun menangis lagi. Aston juga menjelaskan kalau dia akan berperan sebagai tutor yang akan mengajarinya tiap jam 3 pagi selama seminggu. Lalu Alice bertanya,
Alice : "Bagaimana kalau aku tidur dan saat aku bangun aku sudah melupakan semaunya?"Belum apa-apa Alice sudah protes saat Aston menunjukkan buku-buku yang harus dia baca. Alice pun menjadi ragu apakah dia bisa menghafal semuanya atau tidak.
Aston : "Maka aku akan mengingatkanmu lagi dan lagi seperti membuatkanmu catatan-catatan kecil yang akan membantumu untuk mengingatnya kembali. Bagaimana? Bukankah itu rencana yang bagus?"
Alice : "Bagaimana jika aku sudah melakukan itu semua dan aku tetap gagal?"
Aston : "Ya... bagaimanapun juga kita sudah melakukan yang terbaik yang kita bisa. Mari kita coba sama-sama, Alice?"
Alice : "Aku tidak bisa melakukannya."
Aston : "Jangan menyerah dulu sebelum kamu mencoba."
Alice : "Kamu bukan aku. Kamu tidak akan memahamiku."
Aston : "Bagaimana jika kamu lulus ujian, aku akan membawamu kemanapun kamu ingin pergi. Gimana?"
Alice : "Kamu serius?"
Aston : "Iya."
Alice : "Bagaimana kalau kita pergi ke laut."
Aston : "Tentu. Aku akan membawamu ke sana jika kamu lulus ujian."
Alice : "Lalu, bagaimana jika aku gagal?"
Aston : "Jika kamu gagal, Uh. . . .aaa. . . .jika kamu tidak berhasil. . . . uhh"
Alice : "Berhenti bilang "Uhh" Buruan beritahu aku."
Aston : "Jika kamu gagal, aku ingin "ini" darimu" (sambil nunjuk bibirnya)
Alice awalnya belum "ngeh". Saat dia baru aja ngeh, Aston uda meneriakkan kata deal. Dasar...
Fuyu yang baru saja bangun tidur langsung gosok gigi. Sehabis itu, dia mencari Aston ke kamarnya namun tidak menemukannya. Fuyu malah menemukan coretan-coretan Aston tentang resolusinya dan Fuyu mendukung resolusinya dan berharap berhasil.
Aston yang kelelahan membuatnya tertidur. Diam-diam Alice mengucapkan terimakasih padanya atas segalanya yang telah dilakukan oleh Aston. Aston pun tersenyum mendengarnya. Aston sudah melek ternyata sebenarnya.^^
Alice merasa ngantuk karna pelajaran perdananya with Aston. Begitu pula dengan hari-hari berikutnya. Chicha merasa itu akan percuma saja karna saat Alice bangun tentunya Alice akan melupakan pelajarannya kemaren. Alice sebenarnya juga merasa begitu. Tapi bagaimanapun juga kan lebih baik melakukannya daripada tidak sama sekali. KEEP POSITIVE
Chicha : "Ehh, Alice. Menurutku Aston pastinya benar-benar menyukaimu."
Alice : "Apa kau gila? Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
Chicha : "Bagaimana aku tidak berpikir seperti itu. Dia mendedikasikan waktu tidurnya untuk menjadi tutormu. Dia akan jadi kacang kalau dia melakukannya tanpa cinta."
Alice : "Dia memberiku bantuan karna dia merasa kasian padaku. Kau yang bilang begitukan? Kau itu berpikir berlebihan."
Chicha : "Apa aku berlebihan? Bagaimana denganmu?"
Alice : "Aku? Apa?"
Chicha : "Apa kamu menyukai Aston? Apa kamu punya perasaan lebih padanya?"
Alice : "Enggak. Aku tidak berpikir seperti itu tentang Aston."
Chicha : "Bener? Lalu kenapa mukamu merona kemerahan? Telingamu juga."
Alice : "Mereka emang biasanya merah. Aku tidak merona."
Chicha : "Tutor pergi, giliran si Hero yang dateng."
TO BE CONTINUED
Kak, lanjutin dong sinopsis pity girlnya, keep fighting ya !
ReplyDeleteKak lanjutin lg dong sinopsisnya, fghting..
ReplyDeleteSinopsis ep 3 part 2 nya disini
ReplyDeletehttp://uri-lovely.blogspot.co.id/2015/12/sinopsis-ugly-duckling-pity-girl.html?m=1
kak tanggung banget,link ga bisa dibuka :( dan udah search blm nemu2
Deletecari aja di youtube uda ada kok^^
Delete