Laman

Sunday, 6 January 2019

[QUOTE] Serial Dirilis Ertugrul Season 1


nm1996.blogspot.com/2019/01/quote-serial-dirilis-ertugrul-season-1.html
Saat kalian membaca judul, kalian akan bertanya-tanya. Siapa si Ertugrul? Emang dia terkenal? Kok nggak pernah denger ya? Kebanyakan orang akan memberikan reaksi kurang lebih seperti itu. For Your Information (FYI), Ertugrul itu sebenarnya Ayahnya Osman (Osman itu pendiri Khilafah Turki Utsmani). Sampai sini, mungkin beberapa dari kalian mulai ngeh (read: ngerti). Jadi bisa dikatakan kalau Ertugrul itu kakek kakek kakek kakek kakeknya yang ke berapa dari Muhammad Al-Fatih? Ayo dihitung. Hehehehe.

Serial ini begitu terkenal dikalangan penggemar serial Turki terutama yang menyukai genre sejarah. Serial ini juga ternyata mendapat dukungan langsung dari Presiden Turki, siapa lagi kalau bukan Bapak Erdogan tercintah. Ingin deh negara kita bisa dipimpin oleh seorang pemimpin seperti beliau^^. Beliau mampu mengubah Turki yang bener-bener sekuler menjadi Turki yang seperti sekarang ini. Oke, back to the topic. Oiya, serial ini pernah tayang di stasiun TV Indonesia, trans TV atau trans 7 saya lupa. Tayangnya hampir mendekati tengah malam saat itu.

Oiya, Ertugrul itu salah satu anak dari Pemimpin Suku Kayi (Sulaiman Syah). Sulaiman Syah punya istri yang bernama Hayme. Mereka mempunyai tiga orang anak laki-laki yaitu Gundogdu, Ertugrul dan Dundar. Gundogdu anak Sulaiman Syah dengan istri sebelumnya dan Ertugrul serta adiknya itu anak Sulaiman Syah dengan istri kedua (Hayme).

Beberapa Quote dari Serial Dirilis Ertugrul:

  1. “Biarkan pedang itu melampiaskan kemarahannya yang terpendam melalui pria pemberani sepertimu.” (Ayah Aykiz, Episode 1)
  2. “Zulfikar tetaplah pedang yang terhebat dan Ali pria paling berani.” (Ertugrul, Episode 1)
  3. “Dunia tidak begitu besar. Pegunungan tidak bertemu pegunungan lain. Tapi orang akan bertemu orang lainnya.” (Turgut, Episode 5)
  4. “Dunia terlalu kecil untuk dua penguasa dan terlalu besar untuk satu penguasa.” (Episode 5)
  5. “Selama langit biru tidak jatuh diatasmu dan tanah tidak terbelah dibawah kakimu. Tidak seorangpun dapat menghancurkan norma-normamu.” (Episode 5)
  6. “Harapan adalah penyembuh terbesar dari kesedihan.” (Episode 5)
  7. “Jarak antara aku dan Ertugrul bukanlah seperti jarak perjalanan. Meskipun dia kembali, bahkan jika dia duduk disini, aku masih merasa jauh darinya. Aku melihatnya dari kejauhan bagaikan matahari melihat dari balik pegunungan.” (Gokce, Episode 5)
  8. “Aku sudah habis terbakar lalu menjadi abu, Aku adalah jalan bagi para penderita. Aku dulu pahlawan yang menjadi abu dari api yang disebut cinta.” (Syair Episode 5)
  9. “Ada beribu kesulitan yang dapat diselesaikan dengan kekuatan fisik dan kekuatan iman. Tapi ada beban lain, sebuah beban yang indah dan membakar hatiku. Dan itu hanya dapat disembuhkan olehmu. Kijang bermata indah itu membawaku padamu. Dia membawaku padamu dan membuatku jatuh cinta. Sementara aku hampir mengambil nyawanya, hatiku terbakar oleh cinta membara. Yang kulakukan ini sejak pertama melihatmu. Jangan pergi. Tinggallah bersamaku. Jadilah Sultana hatiku, Ibu dari anak-anakku. Jadilah teman hidupku.” (Ertugrul, Episode 5)
  10. “Kau adalah seorang pemberani, jujur dan berhati mulia, Ertugrul. Kami tidak hanya berhutang satu hal padamu tapi ribuan. Tapi takdirku telah dituliskan. Aku tidak bisa meninggalkan Ayah dan Adikku karena mengejar cinta. Aku saja tidak dapat menjadi Sultana di tempatku lahir bagaimana aku bisa menjadi Sultana di hatimu?.” (Halime, Episode 5)
  11. “Ini perkataan dari lidahmu, bagaimana dengan hatimu?.” (Ertugrul, Episode 5)
  12. “Kehidupan adalah sebuah penginapan dan kita adalah musafir. Kita semua akan berakhir di dalam tanah tanpa nafas.” (Episode 6)
  13. “Kesabaran itu pahit tapi membuahkan hasil yang manis.” (Turgut, Episode 7)
  14. “Hidup ibarat sekolah. Semua orang adalah murid. Dan satu-satunya guru kita adalah Allah SWT. Dia menunjukkan sifat-sifatNya dan menguji kita. Semua penyesalah dan anugerah, rahmat dan bencana itu datangnya dari Dia. Semua orang menjalani ujiannya sendiri. Kau harus menjalani ujian dengan sabar barulah kau akan menjadi pejuang terbaik, pahlawan terhebat.” (Episode 7)
  15. “Allah mencintai iman, bukan kelalaian.” (Episode 7)
  16. “Jika saudaramu berada dalam masalah, selamatkanlah tanpa melupakan keberadaan Allah. Kau akan menemukan cara untuk keluar dari masalah tersebut.” (Episode 7)
  17. “Jantungku akan berdetak untukmu sampai akhir hidupku.” (Halima, Episode 12)
  18. “Tidak perlu menjadi licik dan bermain kotor. Cukup sedikit keberanian dan kecerdasan. Serta jangan lupakan keimanan.” (Sulaiman Shah, Episode 17)
  19. “Gunung tidak berarti tanpamu. Jika aku adalah pedesaan, semoga jadi kuburanmu. Semoga air yang kau minum menjadi darahku. Jika aku berkuda dan pergi, semoga itu menjadi kerudungku. Hidupku aku korbankan untukmu.” (Aykiz, Episode 17)
  20. “Kita semua akan datang dan pergi. Tugas kita adalah jika ditangan kita ada benih maka tanamlah, Allah lah yang akan meluaskan dan menyempitkan.” (Episode 17)
  21. “Keberanian terbesar adalah mengendalikan amarah dan nafsu. Orang yang tidak bisa mengendalikan hati dan lidah tidak akan bisa menjadi pemimpin. Pemaaf akan menjadu mottonya. Dia hanya akan bertarung untuk keadilan. Dia akan mengambil kepemimpinan sebagai sebuah amanah. Yang akan menganggap orang tua seperti orangtuanya sendiri dan menganggap orang muda sebagai saudaranya.” (Episode 17)
  22. “Batas itu tidak boleh dilanggar.” (Episode 17)
  23. “Memutuskan membiarkan mereka mencalonkan diri siapa yang pantas menjadi pemimpin pada semua orang. Untuk memberitahu mereka bahwa tanggungjawab seorang pemimpin tidak semudah yang terlihat.” (Episode 19)
  24. “Kita harus memiliki hati yang tulus dan jujur atas semua yang kita lakukan. Kita tidak bisa meminta pada siapapun. Kita harus melakukan semua dengan usaha kita sendiri. Kita lakukan tugas kita agar kita tidak malu ketika kita mati.” (Episode 19)
  25. “Ada kalanya ada jalan setapak yang harus dilalui menuju gunung atau bukit. Mata yang melihat yang benar. Semua orang harus tahu tempatnya masing-masing. Mata yang selalu melihat ke atas bukanlah mata. Jika itu yang membuatmu khawatir, aku tidak akan tersesat dalam mendaki bukit. Ambil keputusanmu sendiri. Jangan biarkan orang lain yang mengambil keputusan karena yang bertanggung jawab akan keputusan itu dirimu sendiri bukan orang lain.” (Episode 19)
  26. "Adik dan adik iparnya sudah menjadi muslim. Bahkan jika kamu membunuh kami, kami tidak akan murtad." Kalimat itu mengucurkan mata air di hati umar yang keras membatu. Dari yang mati, Dia keluarkan yang hidup. Dia memberikan kehidupan pada hati yang mati dengan mata air iman.” (Episode 20)
  27. “Sulit melupakan masa lalu. Kesalahan selalu terbayang didepan mataku.” (Episode 20)
  28. “Dengan menjadi muslim, berarti menghapus dosa-dosa yang lalu. Apapun yang kau lakukan dimasa lalu, ketika kau menjadi muslim maka kau memulai kehidupan yang baru. Kau akan menjadi hidup setelah merasakan kematian. Ketika Allah sudaj menghapus kesalahanmu dimasa lalu, kau juga harus melupakan masa lalumu. Jangan hidup dalam masa lalu, masa lalu hanya untuk orang yang lari dari tugasnya. Jangan biarkan masa kini terpenjara oleh masa lalu sehingga kau akan menyesal di masa depan.” (Episode 20)
  29. “Qobil juga membunuh saudaranya karena sebuah pertanyaan,”Mengapa dia, bukan aku?" Jangan lupa. Habil memang mati tapi Qobil 100x lebih mati.” (Episode 20)
  30. “Selamat tinggal. Semoga matahari tidak membakar kulitmu. Semoga hujan tidak membuatmu kedinginan. Semoga kerikil tajam tidak melukai kakimu. Pergilah seperti air dan kembalilah seperti air.” (Halima, Episode 20)
  31. “Ada yang dilewati api lalu menjadi abu. Ada yang dilewati api lalu menjadi roti. Dia telah menunjukkan tempat dimana kau jatuh. Ini ujian dari Allah. Dalam ujian ini bisa membuatmu menjadi matang atau berbuah menjadi debu.” (Hayme, Episode 20)
  32. “Tanpa harus berubah menjadi abu, aku telah keluar dari keadaan itu seperti roti. Sedang sebelumnya aku masuk sebagai adonan.” (Ertugrul, Episode 20)
  33. “Jangan biarkan dia sendirian. Yang lalu biarlah berlalu. Jelas dia sudah menyesal dan ingin kembali ke jalan yang benar. Dia butuh dukungan. Berikanlah sedikit waktu.” (Episode 23)
  34. “Lukaku adalah tanda kehormatan. Lidahku kelu karena perkataanmu. Mulutku terkoyak, hatiku hancur. Apapun yang aku katakan tidak ada artinya.” (Episode 25)
  35. “Ketika aku meratapi kegelapan, kau datang membawa cahaya.” (Episode 25)
  36. “Semoga buah kebaikan yang kau tanam bisa menyebar ke seluruh dunia.” (Episode 25)
  37.  
To be continue

No comments:

Post a Comment