Laman

Saturday, 5 January 2019

[REVIEW] [QUOTE] Habits by Ustadz Felix Siauw


nm1996.blogspot.com/2019/01/review-quote-habits-by-ustadz-felix.html
Salah satu bacaan karya Ustadz Felix Siauw yang bisa memotivasi kalian semua untuk mulai membiasakan “habits” baru terutama untuk teman-teman yang sedang dalam proses berubah (hijrah) dengan cara meninggalkan kebiasan-kebiasan buruk sebelumnya dan menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih bermanfaat.

Pada halaman awal, Ustadz Felix Siauw berusaha mengubah persepsi kita semua mengenai skill atau keahlian seseorang. Awalnya, kita diperkenalkan dengan beberapa tokoh inspirator Islam seperti Imam Asy-Syafi’I, Ath-Thabari, Khalid bin Walid, Siti Aisyah, Abdurrahman bin Auf serta Muhammad Al Fatih. Mereka semua adalah tokoh yang begitu dikenal di dunia Islam. Banyak orang Islam yang kagum serta mengidolakan mereka. Mereka memiliki berbagai keahlian mumpuni yang berbeda-beda.

Kebanyakan dari kita akan berhenti hanya pada rasa ‘kagum’ dan ‘takjub’ saja karena kita merasa kalau kita tidak akan bisa menjadi seperti mereka. Kita merasa kalau menjadi seperti mereka hal yang mustahil yang bisa kita lakukan dan menganggap bahwa hal tersebut sudah merupakan takdir Allah SWT dimana Allah SWT akan melebihkan seseorang diatas yang lain. Kebanyakan manusia juga beranggapan bahwa skill atau keahlian seseorang adalah bagian dari bakat yang telah digariskan dari Allah, takdir Allah. Sehingga mereka hanya pasrah tanpa mau berusaha untuk bisa menjadi seperti mereka. Padahal kenyataannya bertolak belakang dengan anggapan tersebut karena
  1. Keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan pilihan-pilihan yang telah dibuat (Ustadz Felix Siauw, BAB Greet Them! The Inspirator)
  2. Bukan keahlian yang lebih berpengaruh dalam keahlian (ketidak-ahlian) seseorang, melainkan sesuatu yang lain yang selanjutnya akan kita kenal sebagai habits (kebiasaan) (Ustadz Felix Siauw, BAB Greet Them! The Inspirator)
Ustadz Felix Siauw juga mencontohkan beberapa habits yang rutin beliau laksanakan saat awal-awal beliau mulai menekuni dunia dakwah seperti mendatangi halqah rutin 2 jam seminggu, menyambangi setiap acara yang menghadirkan pembicara-pembicara favorit, menumpuk buku demi buku dan melahapnya, membuat tulisan serta melakukan dialog-dialog internal untuk memperkuat retorika. Dan hasilnya, sekarang beliau sudah menjadi pendakwah yang terkenal diberbagai kalangan.

Pada bab selanjutnya Ustadz Felix Siauw berusaha memperkenalkan habits. Misalnya, seorang pesulap yang menampilkan aksi sulapnya. Tanpa kita tahu sudah berapa lama pesulap itu berlatih (habitsnya mempelajari trik sulap) dan mengulanginya terus menerus, kita hanya tahu hasil akhirnya kalau sulap yang dia tampilkan sukses tanpa tahu berapa banyak kegagalan yang telah dialami sang pesulap. Sehingga kita merasa ‘takjub’ akan aksi sulap yang berhasil dilakukan sang pesulap. Sederhananya, yang membuat perasaan ‘takjub’ itu muncul adalah sesuatu yang tidak ‘biasa’ terjadi.
Hal yang berbeda akan terjadi kalau kita sudah mengetahui trik sulapnya. Perasaan ‘takjub’ kita akan hilang dan kita akan merasa kalau kita juga bisa melakukan seperti yang dilakukan sang pesulap. Sehingga definisi dari habits adalah
  1. Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis bahkan kita melakukannya tanpa berfikit (Ustadz Felix Siauw, BAB Everything are Habits)
Habits bagi orang lain, itu adalah hal yang istimewa, sehingga kita berharap bisa melakukannya sedangkan melakukan hal yang istimewa bagi seorang professional itu adalah hal yang biasa.
Lalu bagaimana kita bisa membentuk habits itu sendiri?

Thoughts à purposes à actions à habits à personalities

Diawali dengan pemikiran kita yang benar. Pemikiran mendasar satu orang dengan yang lain berbeda. Misalnya pemikiran orang muslim dengan orang non. Dari hasil pemikiran ini akan menentukan keyakinan, kecenderungan, tujuan hidup, cara hidup, pandangan hidup sampai aktivitas seorang manusia. Adanya perbedaan cara pandang tentang dunia juga akan melahirkan aktivitas yang berbeda. Misalnya tolak ukur kebahagiaan menurut orang muslim berbeda dengan orang non. Sehingga dari cara pikir seseorang tersebut akan menentukan kecenderungan yang juga menghasilkan keyakinan dan akhirnya membentuk perbuatan. Mana perbuatan yang baik untuk dilakukan sehingga bisa dipertahankan dan mana perbuatan yang buruk untuk dilakukan sehingga harus ditinggalkan.

Kemudian akan muncul pertanyaan lagi, bagaimana cara membentuk habits? Secara umum, ada dua faktor penentu habits yaitu:
-          Practice (latihan)
Practice akan menentukan apakah aktivitas yang akan dilakukan sudah benar atau belum, tepat sasaran atau tidak.
-          Repetition (pengulangan)
Sedangkan repetition akan menyempurnakannya. Pengulangan aktivitaslah yang akan memberikan nyawa pada habits.

  1. Practice make right, repetition makes perfect” (Ustadz Felix Siauw, BAB Genealogy of Habits)
Setelah kita tahu faktor penentu habits lalu bagaimana cara kita menginstallnya pada diri kita? Bagaimana cara kita supaya bisa mempertahankan habits tersebut? Berapa lama waktu yang kita butuhkan supaya habits tersebut bisa benar-benar melekat pada diri kita dan lain sebagainya bisa kalian lanjutkan dengan membaca bukunya beliau secara langsung^^.



-SELAMAT MEMBACA-

No comments:

Post a Comment