Episode 13 Serial
Abdulhamid ini diawali dengan pemberian berita terbaru mengenai Omar (Omer).
Utusan Abdulhamid yang selalu mengikuti Omar membawa kabar kalau Omar saat ini
sedang terjebak di terowongan saat menggali di area tempat penyimpanan brankas.
Sultan Abdulhamid meminta pasukannya untuk tetap mencari Omar apapun yang
terjadi. Mereka saling menyemangati untuk jangan berputus asa. Di lain tempat,
Omar sedang pingsan terjebak di reruntuhan terowongan galiannya. Omar sadar
dari pingsannya mendengar panggilan dari Sultan.
Di Inggris, sang Ratu
Inggris terjaga dalam tidurnya. Dia tidak bisa bangun dari tidurnya akibat
mengkonsumsi obat yang secara tidak langsung berasal dari Sultan Abdulhamid. Para
petinggi Inggris mencari tahu penyebab kejadian tersebut. Sementara itu, di
tempat penyimpanan brankas, Hiram masih berusaha untuk membuka brangkas
sehingga bisa mengambil daftar orang India yang dibutuhkan. Omar yang masih
berusaha terbebas dari reruntuhan terowongan (terjepit), akhirnya bisa leluasa
bergerak lagi.
Mahmud Pasha berada
dalam posisi sulit. Dia disebutkan dalam surat kabar kalau dia mengatakan bahwa
“Jika orang-orang Armenia tidak menyelesaikan tanda jalanan sesegera mungkin,
negara kita akan mengakhiri ini dengan senjata.” Sehingga secara tidak
langsung, hal ini menyatakan kalau pihak Kekhalifahan Turki Utsmani mengancam
pihak Armenia. Kalau pihak Armenia tidak memenuhi aturannya, maka pihak
kekhalifahan Turki Utsmani mengajaknya untuk saling berperang. Tentu saja hal
ini membuat Sultan Abdulhamid marah. Mahmud Pasha berusaha membersihkan namanya
dengan cara mengundang para jurnalis atau wartawan untuk segera membuat
konferensi pers. Bagaimana kelanjutannya? Tonton saja sendiri yak^^
Beberapa puisi yang
muncul di serial Abdulhamid episode 13
“Jangan menangis terus
menerus, lihatlah hatinya.
Kamu menyesali dosamu
jika kamu tidak bersemangat dalam beribadah dan mengamalkannya.
Kamu sudah mati.
Kematian itu nyata.
Apa yang tersisa.”
(Puisi yang dibaca Abdulhamid).
KEMATIAN ADALAH
KEBANGKITAN
“Kamu harus mati
sebelum kamu mati.
Keributan dunia akan
bertanya padamu.
Apa yang akan kamu
makan?
Apa yang akan kamu
kenakan, dimana kamu akan tinggal?
Kamu harus menjawabnya
seperti ini.
Aku akan memakan maut,
aku akan memakai kafan
Aku akan tinggal
disana dan tinggal disana.
Jiwa dunia!
Oh uangku, pujian dan
jiwa duniamu!
Pikirkan bahwa dunia
yang kamu cintai meninggalkanmu. Akhirat mendekatimu.
Mungkin sekarang
kematian akan terjadi.
Keinginanmu akan
menjadi tembokmu.
Pikirkan, kuburan
sedang digali. Apakah kamu masih mengejar ambisimu?
Bahkan jika itu bukan
jalanmu, dia akan menemukanmu.
Tidak ada siapapun
yang bisa meninggalkan dunia ini tanpa didapatkannya.
Yang sudah meninggal
dan keluar tidak akan hilang.
Lihat, alam semesta
ada di setiap kebangkitan.
Apa yang sekarat, apa
yang sedang terjadi. Ibu. Anak.
Benih di dalam tanah,
kamu akan melihatnya bertunas.”
(Puisi yang dibacakan
Tahsin Pasha atas perintah Sultan Abdulhamid)