Laman

Tuesday, 15 December 2015

[SINOPSIS] Ugly Duckling pity Girl Episode 3 Part 3

Apa jawaban Alice dari rentetan omelan Aston???
Aston : "Oh, jadi ini salahmu Alice. Mengapa? Kau sudah mempelajarinya berkali-kali berhari-hari. Tesnya itu besok."
Alice  : "Aku sudah mencoba yang terbaik tapi tetap saja aku tidak bisa mengingatnya. Itu karna aku bodoh."
Aston : "Bukan. Kamu tidak bodoh. Kamu hanya tidak pernah mencoba melakukan sesuatu dengan serius. Hanya aku saja yang gila-gilaan membantumu. Aku bahkan bangun jam 3 pagi hanya untuk menjadi tutormu. Apa ini membuatmu lebih baik?"
Alice hanya bisa mengucapkan maaf saja dan malah dibentak oleh Aston supaya jangan menangis.
Aston : "Daripada menangis lebih baik manfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya supaya kamu bisa mengingat semua hal yang telah kamu pelajari. Jangan buang-buang waktu dengan menangis seperti ini."
Alice pun pergi meninggalkan mereka berdua.




Fuyu juga merasa kalau Aston sudah keterlaluan pada Alice. Padahal Alice kan juga uda berusaha semampu dia, seserius mungkin.
Fuyu  : "Apa sih sebenarnya yang membuatmu bisa marah seperti itu? Hah?" (seraya pergi meninggalkan Aston sendirian)
Tampak jelas kalau Aston menyesali perbuatannya karna sudah marah-marah tidak jelas saat dai melihat buku catatan Alice.



Alice merasa sedih dengan kemarahan Aston.
Alice : "Aston, bodoh. Bertemperamen pendek. Mengapa juga dia harus bersikap seperti itu padaku. Mengapa kau mengomeliku? Aku tidak menyukainya. Aku membencinya." (tulisnya dibuku diary nya)
Alice pun bertekad kalau dia akan belajar sebaik mungkin. Harus bisa mengingat semuanya, itulah yang terpenting saat ini. Dia menyadari kalau dia telah kehilangan buku catatannya dan mulai menangisinya. Sehingga dia bertekad kalau dia akan menulis ulang catatannya. Dan dia benar-benar melakukannya. *proud* PLOK PLOK PLOK



Saat pagi hari tiba, Alice yang biasanya belajar bersama Aston kali ini dia belajar di dampingi Fuyu yang terlihat jelas kalau dia masih mengantuk saat mendampingi Alice belajar. Fuyu bilang kalau dia baik-baik saja seraya membuka kedua matanya lebar-lebar dengan bantuan dua jari tangannya dan menyuruh supaya Alice fokus saja pada belajarnya jangan memikirkan yang lain.Saat Fuyu tertidur datanglah Aston.




Aston : "Bagaimana bisa dia tertidur seperti ini?"
Alice  : " Apa yang kau lakukan disini?"
Aston : "Sebenarnya aku juga tidak ingin berada disini. Tapi aku bukanlah orang yang akan mematahkan janji begitu saja." (sambil menyerahkan cacatan Alice yang hilang)
Alice  : "Janji apa?"
Aston : "Aku membuat janji itu (membuka buku catatan Alice yang ada post-it nya). Aku akan membantumu lulus ujian. Baiklah kalau kau masih marah dan tidak mau bicara padaku. Tapi bisakah kamu memberitauku Apa itu Binary Fission?"
Alice  : "Pembelahan sel secara equal."
Aston : "Wow, kau hebat. Kau bisa mengingatnya. Ayo lanjut. Aku disini untuk membantumu."
Aston merasa kalau kehadiran Fuyu tidak ada gunanya. WKWKWKWK


Alice mendapat dukungan dari kedua sahabatnya dan Fuyu serta Aston. Chicha mengingatkan Alice supaya tidak tidur saat mengerjakan soalnya. Fuyu juga menyemangati Alice.
Fuyu  : "Lakukan yang terbaik, Aliceku." (sambil mengusap rambut Alice)
Alice  : "Makasih, P'Fuyu. Pahlawanku."
Aston : "Jangan lupa. Jika kamu gagal.................. (sambil menunjuk mulutnya)
Chicha: "Apa itu?"
Alice  : "Baiklah. Sekarang aku akan masuk ke dalam ruangan ya. See you."



Fuyu  : "Makasih ya Ton. Jika bukan kamu, aku tidak tau akan seperti apa jadinya dia."
Aston : "Aku sidah pernah bilang padamu kan? Kalau aku akan berhasil."
Fuyu  : "Tenanglah, Man. Disini hanya ada kita berdua. Kau tidak perlu bertindak sok cool."
Aston : (ketawa-tawa). "Mengenai apa yang terjadi kemarin, tolong terima permintaan maafku."
Fuyu  : "Enggaklah. Seharusnya kamu itu minta maafnya sama Alice. Kau sudah melakukan yang seharusnya kau lakukan. Begitu pula denganku. Sekarang kita hanya perlu mendoakan supaya Alice bisa lulus dalam ujiannya.Tapi jangan lupa, jika Alice gagal maka kau harus memberitau Alice kebenarannya. Jika tidak, Alice akan mendapatkan ini" (sambil menunjuk mulutnya dan lamgsung digampar Aston).





Ujian selesai
Sang Guru keluar diikuti Alice.
Guru  : "Siapa yang sudah membantu Alice ini?"
Chicha: "Pak. Alice mengerjakan semuanya sendiri."
Fuyu   : "Benar, Pak."
Guru   : "Aku tidak bilang kalau Alice mencontek saat ujian. Maksudku siapa yang sudah menjadi tutor Alice. (Mereka semua menunjuk Aston.). Itu kamu Aston?"
Aston  : "Iya pak. Itu saya."
Guru   : "Apa kau sadar bahwa kamu telah membantunya mengalahkan posisimu sebagai pemegang nilai tertinggi?"
Teman-teman Alice terkejut.
Aston  : "Jadi maksud Bapak kalau Alice telah berhasil dalam ujiannya?"
Guru   : "Dia tidak hanya lulus semata, tapi dia juga menjadi peraih nilai tertinggi di kelasnya.
Alice pun langsung memeluk Fuyu. Padahal Aston sudah hampirr membuka lengan kedua tangannya. Alice juga memeluk sahabatnya. hanya Aston saja yang tidak dipeluknya. Aston pun langsung pergi meninggalkan tempat itu.





Aston berdiri sambil megingat tentang hal-hal yang telah terjadi antara dirinya dan Alice. Alice yang sadar kalau Aston telah menghilang segera menghampirinya.
Aston : "Aku hanya sedikit mengantuk karna sudah bangun terlalu pagi untuk menjadi tutormu."
Alice  : "Hey, apa kau tau kalau sejak aku kehilangan ingatanku, hari ini adalah hari paling bahagia dalam hidupku. Aku berhasil lulus dalam ujiannya sehingga aku tidak perlu pindah sekolah. Aku juga tidak perlu berpisah dengan teman-temanku, Chicha, BM dan Fuyu."
Aston : "Alice, apa yang kau fikirkan mengenai Fuyu?"
Alice  : "Fuyu? Dia manis.Ketika dia melihatku stress, dia membawaku ke kedai es krim. Setelah sekolah berakhir, dia juga mengajakku nonton film. Dia suka melakukan candaan-candaan lucu yang aku saja tidak tau dan itu membuatku tertawa. Aku senang sepanjang aku bersamanya."
Aston : "Apa kau menyukainya?"
Alice  : "Kenapa tidak? Tiap orang disekolah ini menyukainya. Dia juga pria yang baik. "
Aston : "Bagaimana denganku? Apa yang kau fikirkan tentangku?"
Alice  : "Ini adalah apa yang aku fikirkan tentangmu (sambil menempelkan post-it di dadanya). Aku pergi." 
Terimakasih atas segalanya, Tuan Post-it begitulah isi post-it yang ditempelkannya.











BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment