Melanjutkan episode 1 kemaren dimana proyek kereta api yang tertunda apakah akan dilanjutkan kembali setelah mendapatkan pengkhianatan dari pihak Inggris yang bekerjasama dengan pihak Yahudi?
SPOILER ALERT!!!
sebagai Pendeta Palsu
sebagai Pendeta Palsu
sebagai Abdul Qadir (Putra Sultan Abdul Hamid 2)
sebagai gadis hilang ingatan
sebagai Harzel (Theodor Herzl)
Melanjutkan proyek rel kereta api yang tertunda, akhirnya proyek tetap dilanjutkan dengan mendapat sokongan dana dari India (yang kemaren berhasil dibantu Turki ngusir penjajah). Pihak Inggris dan Yahudi yang merasa kecewa karena perjanjian yang akan dilaksanakan itu batal berniat untuk membunuh Sultan Abdul Hamid dengan mengirim pasukan palsu. Sultan Abdul Hamid yang berhasil lolos dari berbagai todongan pistol berusaha kabur dengan menaiki kereta kuda yang dinahkodai pendeta palsu. Kereta kuda tersebut menabrak seorang wanita. Wanita itu pun pingsan tak sadarkan diri. Ternyata pengemudi kereta kuda tersebut juga berusaha membunuh Sultan Abdul Hamid. Untungnya Sultan berhasil diselamatkan oleh Umar (pemuda biasa, pekerjaan sebagai pengemudi kereta kuda). Wanita pingsan itu pun segera dibawa ke istana untuk diobati.
Tersangka pembunuh Sultan dipenjara. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata sang tersangka merupakan seorang pendeta. Pihak Yahudi membuat berita palsu mengatakan kalau Sultan Turki menjatuhkan hukuman pada seorang pendeta yang suci. Berita menyebar kemana-mana. Mau tidak mau, sang pendeta pun dibebaskan dan tetap diawasi oleh orang kepercayaan Sultan.
Pihak Yahudi berencana melakukan pemilihan ketua Yahudi dan terpilihlah Theodore Harzel setelah mengalahkan Carasso saat voting suara kedua kalinya.
Wanita yang tertabrak tadi saat sadar dia mengaku kalau dirinya hilang ingatan.
Beberapa hari setelah melakukan pengamatan dan pengintaian terhadap pendeta palsu tersebut belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Saat melaporkan pada Sultan Abdul Hamid, Jalal juga menirukan gerakan gerakan kaki yang dilakukan oleh pendeta palsu. Diakhir episode 2 ini terkuaklah pesan rahasia tersangka.
Bersambung
No comments:
Post a Comment